MASJID QUBA
Masjid Quba |
''Sesungguhnya Masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalam masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.'' (QS At-Taubah [9]: 108).
Masjid ini didirikan pada tahun 1
Hijriyah atau sekitar 622 M. Ketika itu, Rasul SAW diperintahkan oleh Allah SWT
untuk segera berhijrah dan menghindari kekejaman kafir Quraisy. Masjid ini
dibangun dengan dasar ketaatan dan ketaqwaan Rasulullah SAW kepada Allah SWT.
Masjid Quba menjadi masjid yang special
karena merupakan masjid yang pertama dan tertua dalam sejarah Islam. Nama Quba
sendiri diambil dari nama daerah masjid tersebut dibangun. Rasulullah
shallallahu’alaihi wasallam meletakkan batu pertama pembangunan masjid Quba
tepat di arah kiblat, kemudian Abu Bakar Ash Shiddiq meletakkan batu di
sebelahnya, dan dilanjutkan Umar Bin Khattab yang meletakkan batu di samping
batu Abu Bakar. Barulah setelah itu umat Islam beramai-ramai membangunnya.
Menurut hadis yang diriwayatkan
Tirmidzi RA, orang yang melakukan shalat di Masjid Quba sama pahalanya dengan
melaksanakan umrah. Seperti disebutkan dalam Sahih Bukhari, Nabi SAW terbiasa
mengunjungi Masjid Quba dengan berjalan kaki atau jika tidak seminggu sekali.
Abdullah bin Umar biasa mengikuti sunnah ini.
Dalam riwayat lain disebutkan,
masjid Quba ini adalah salah satu masjid yang paling disucikan (dimuliakan)
oleh Allah setelah Masjid al-Haram (Makkah), Masjid Nabawi (Madinah), dan
Masjid al-Aqsha (Palestina). Keistimewaan masjid Quba telah tertulis di dalam
Al-Quran dan hadist,
“…Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa,
sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan shalat di dalamnya.
Di dalamnya ada orang-orang yang suka membersihkan diri, dan Allah menyukai
orang-orang yang membersihkan diri,” (QS. At-Taubah ayat 108)
“Barang siapa yang bersuci di rumahnya, kemudian
pergi ke masjid Quba, lalu ia shalat di dalamnya, maka baginya pahala seperti
pahala umroh.” (HR. Tirmidzi)
Demikian cerita perjalanan rohaniku pada tahun
2019. Semoga bermanfaat. Aamiin
Komentar
Posting Komentar