NASEHAT KEMATIAN DAN PAHALA SEDEKAH
HeraNkuPhoto |
Dalam setiap peristiwa
kematian selalu ada pembelajaran. Hakikatnya manusia tidak ada satupun yang
dapat mengelak dari kematian.
“Di mana saja kamu
berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang
tinggi lagi kokoh.” (QS An Nisa’ 78)
Kematian bukanlah hal
yang buruk bagi orang-orang yang beriman dan beramal sholeh. Kematian adalah
pembuka jalan bagi kehidupan yang lebih baik dan abadi. Dalam surah Fushshilat
ayat 30 Allah berfirman,
“Sesungguhnya orang-orang
yang mengatakan bahwa Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka meneguhkan
pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan),
‘Janganlah kamu merasa takut dan jangan pula bersedih, serta bergembiralah
dengan surga yang dijanjikan Allah kepada kamu.”
Dan orang-orang yang
banyak mengingat kematian digolongkan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam sebagai orang-orang yang cerdas. Abdullah bin
Umar radhiyallahu ‘anhu bertutur,
“Tatkala aku membersamai
Rasulullah, terdapat seorang laki-laki Anshar datang kepada beliau,
kemudian mengucapkan salam lalu bertanya, “Wahai Rasululah, siapakah diantara
kaum mukminin yang paling utama?” Beliau menjawab, “Yang paling baik akhlaknya
diantara mereka.” Lelaki tadi bertanya lagi, “Siapakah diantara kaum mukminin
yang paling cerdas?” Beliau kembali menjawab, “Yang paling banyak mengingat
kematian diantara mereka dan yang paling baik persiapannya setelah kematian.
Mereka itu ialah orang-orang yang cerdas.” (HR. Ibnu Majah)
Saat menuju kubur, mayat
akan diikuti oleh tiga perkara dua akan kembali, satu akan tetap. Mayit akan
diikuti oleh keluarganya, hartanya, dan amalnya. Keluarganya dan hartanya akan
kembali, sedangkan amalnya akan tetap. (HR Bukhari Muslim)
Seorang sahabat sholehku
berujar, “Saat aku mengingat mati, rasanya ingin kuundang orang-orang miskin
untuk datang dan mengambil apa yang
mereka butuhkan dari harta yang ada dalam rumahku”.
Tetapi lemahnya iman,
sering membuat manusia menahan-nahan hartanya. Tidak memberikan apa yang kita
miliki sebelum orang datang meminta. Padahal, ada orang yang saat menghadapi kesulitan maka orang tersebut dengan mudah meminta tolong teman atau
saudaranya untuk memberikan bantuan. Tetapi tak sedikit orang-orang sekitar
kita, teman, sahabat, dan keluarga kita yang kerap menahan diri dari
meminta-minta saat mendapatkan kesulitan hidup. Disitulah kepekaan kita diuji.
Harta yang berlimpah
dapat menjadi penolong bila semua
diperoleh dan diusahan dari jalan yang halal. Tetapi akan menjadi musibah dan
bahaya yang besar, baik di dunia maupun akhirat bila diusahakan dengan
cara-cara yang melanggar aturan Allah SWT. Diakherat kelak, kita akan
memperoleh banyak pertanyaan dari waktu yang telah kita gunakan selama hidup di
dunia dan hisab yang panjang dari harta yang dimiliki.
Dari Abu Barzah Al
Aslamiy (namanya Nadhlah bin ‘Ubaid) ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda,
Dikisahkan dalam banyak Qur’an dan hadits,
bagaimana mayat ingin dihidupkan kembali agar mereka bisa melakukan sedekah.
“ Wahai Tuhanku,
sekiranya Engkau berkenan menunda [kematian]ku sedikit waktu lagi, maka aku
dapat bersedekah…” {QS. Al Munafiqun: 10}
Berkata para ulama,
“tidaklah seorang mayit menyebutkan "sedekah" kecuali karena dia
melihat besarnya pahala dan imbas baiknya setelah dia meninggal...” Maka sudah
selayaknya para ahli waris bersedekah atas
nama orang tua dan saudara-saudaranya. Sesungguhnya
mereka sangat berharap dapat kembali ke dunia untuk bisa bersedekah dan beramal
shalih.
Pahala sedekah yang
dikeluarkan seseorang akan terus mengalir kepadanya, walau ia sudah berada di dalam
kuburnya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
“Apabila anak Adam
meninggal dunia, maka terputuslah pahala amalnya kecuali tiga perkara; salah
satunya, shodaqoh jariyah.” (HR. Muslim).
Kita harus membantu mewujudkan
harapan mereka apalagi bila orang tua kita meninggalkan harta yang cukup banyak
maka sedekahkanlah sebagian dari harta tersebut kepada fakir miskin untuk
membantunya melapangkan jalan kebaikan di akhirat. Sungguh sangat tidak bijak
bila harta kekayaan yang ditinggalkan orang tua atau saudara-saudara kita bila
hanya digunakan semata-mata untuk kepentingan diri kita sendiri.Dalam hadits dikisahkan Sa’ad bin ‘Ubadah saudara Bani Sa’idah–
ditinggal mati oleh ibunya, sedangkan ia tidak berada bersamanya, maka ia
bertanya,
“Wahai Rasûlullâh! Sesungguhnya ibuku
meninggal dunia, dan aku sedang tidak bersamanya. Apakah bermanfaat baginya
apabila aku menyedekahkan sesuatu atas namanya?” Beliau menjawab, “Ya.” Dia berkata, “Sesungguhnya aku
menjadikan engkau saksi bahwa kebun(ku) yang berbuah itu menjadi sedekah atas
nama ibuku.” (HR. Al Bukhari).
Dalam Hadits lain Rasulullah bersabda :
“Wahai Rasulullah, ibuku
meninggal dan ketika itu aku tidak hadir. Apakah dia mendapat aliran pahala
jika aku bersedekah harta atas nama beliau?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab,“Ya.”.(HR.Bukhari)
Manusia tidak ada yang
luput dari dosa dan sedekah diharapkan dapat mengikis dosa-dosa dan menjauhkan kita
dari siksa. Rasulullah bersabda :
“Sedekah dapat menghapus
dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi)
“Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam
kubur.” (HR. Thabrani)
“Jauhilah api neraka,
walau hanya dengan bersedekah sebiji kurma. Jika kamu tidak punya, maka bisa
dengan kalimah thayyibah” (HR. Al Bukhari )
Semoga Allah SWT membuka
pintu tobat untuk kita semua, melapangkan hati kita untuk bersedekah, menggolongkan
kita ke dalam orang-orang yang beruntung, dan mematikan kita dalam keadaan khusnul khatimmah . Aamiin.
Wassalaam.
Hera.
Komentar
Posting Komentar